Thomas Mopili : Jangan Maunya Mengkritik, Saat Dibalas Langsung Lapor

Gorontalo, (PN) — Polemik kata tumbal dalam pusaran perkara skandal korupsi pembebasan lahan GORR (Gorontalo outer ring road) atau jalan lingkar luar versus korupsi Bansos, berbuntut panjang.

Terkait pernyataan Thomas Mopili yang menyebut bahwa Adhan juga menjadikan tumbal  mantan Wakil Walikota Feriyanto Mayulu (FM) tahun 2008-2013, membuat Adhan Dambea (AD) geram, dan melaporkanya ke Polres Gorontalo Kota, pada Kamis (14/01/2021)

Pasalnya, menurut AD terkait kasus korupsi Bansos dinilai berbeda persoalannya. Sebab, kasus ini merupakan laporan langsung Adhan selalu walikota, yang menemukan kejanggalan, pada program tersebut. Sehingga, bila disebut, menjadikan FM sebagai tumbal adalah tidak tepat.

Sebagai walikota  ia menunjukan itikad baiknya dalam pemberantasan korupsi, tanpa pandang bulu. Sementara, terkait ada pernyataan Adhan, bahwa terdakwa korupsi pembebasan lahan GORR Asri Banteng(AWB),  bawahan ubernur Rusli Habibie,  yang juga mantan Kabiro Pemerintahan  Provinsi Gorontalo, merupakan  fakta  yang terungkap, saat  persidangan. Seperti dalam  Artikel,  Ini Alasan Adhan, Kenapa Gubernur GorontaloRusli Habibie Harus Bertanggung-jawab Terjadinya Korupsi   

Namun menurut Thomas Mopili, bahwa ia mendudukkan FM sebagai tumbal juga, karena alasan  hubungan antara atasan  Adhan dan bawahan FM, kalau  sama dianalogikan seperti hubungan Rusli Habibie Gubernur dan Asri Banteng Kepala Biro Pemerintahan.

“Jadi sekarang begini, bukan siapa yang melapor, siapa yang menemukan kasus pidananya, tapi antara atasan dan bawahan,” kata Thomas Mopili Fraksi Partai Golkar, saat menanggapi laporan Adhan.

Jadi, lanjut Thomas, kalau logika tumbal yang dialamatkan kepada RH dianggap menjadikan tumbal AWB, maka, hal yang sama juga harusnya berlaku bagi AD dan FM. Bahkan dalam data, ada  beberapa pejabat yang masuk penjara dalam korupsi Kota Gorontalo. Namun, ia tak mau terjebak pada kata Tumbal, melainkan perosalan peraan pimpinan dan bawahan dalam mencegah terjadinya penyimpangan.

” Kalau pengelolaan pemerintahan, keuangan kota gorontalo tidak benar, Kalau benar pengelolaan dia kawal betul sebagai walikota, maka tidak terjadi penyimpangan, sampe-sampe ia harus mengorbankan anak buahnya, ada enam orang. Jadi saya tidak mau masuk disoal penempatan  kata Tumbal, bahwa dia yang melapor dan Rusli punya kejaksaan yang menemukan, tetapi antara perlindungan antara atasan dan bawahan,” urai Thomas.

Namun demikian, mendengar dirinya bakal diperkaran, terkait terkait pernyataan tersebut dalam artikel Terdakwa Korupsi GORR Asri Banteng Tumbal,  Kata Thomas Mopili : Berarti adhan Yang Duluan Jadikan Feriyanto Mayulu Sebagai Tumbal ,  Thomas tak bergeming, bahkan apa yang disampaikannya, sudah sesuai konteks antara hubungan atasan dan bawahan, dan harusnya Adhan jangan selalu membawa ke ranah hukum, orang yang berseberangan dengan dirinya. Padahal, sebagai politisi, lebih menghargai dinamika dalam perbedaan pandangan.

“10 kali dia (Adhan red) kritik orang,  disaat satu kali orang kritik dia langsung polisi. mentalnya sebagai politisi senior  so tumpul, kan harusnya biasa saja , kalau biasa serang orang, begitu orang serang ya biasa, dalam politik,” kata Thomas. (PN)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Komentar

News Feed