Hadapi Revolusi Industri 4.0, Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Laksanakan Konferensi Internasional

Gorontalo, (PN) – Dalam mempersiapkan diri menghadapi revolusi industri 4.0 untuk bidang sastra, pariwisata dan pendidikan multicultural, Jurusan Pendidikan Sastra dan Budaya berkolaborasi dengan Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISK), menggelar Konferensi Internasional Kesusastraan ke-29 secara online (29th International Conference oh Literature), Senin (16/11).

Menurut Ketua Panitia Dr. Herman Didipu, S.Pd, M.Pd, ICoL sebagai kegiatan konferensi merupakan event rutin yang dilaksanakan oleh Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia setiap tahun, dimana untuk tahun ini Provinsi Gorontalo ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan konferensi.

“Tahun ini Gorontalo mendapat kepercayaan sebagai pelaksana dan diangendakan pelaksanaan akan dilaksanakan dengan mengundang peserta dari seluruh Indonesia. Akan tetapi karena kondisi pandemi Covid-19 pelaksanaan konferensi diubah secara daring,” ungkap Herman.

Herman menjelaskan tema yang diangkat pada konferensi kali ini yakni sastra, pariwisata dan pendidikan multicultural diera revolusi industry 4.0. Tema tersebut kata Herman sengaja diangkat karena melihat potensi dan prospek Gorontalo tidak hanya dalam sastra dan budaya, tapi kaitan antara kombinasi sastra budaya yang bisa menjadi pemantik bagi pengembangan pariwisata di Gorontalo.

“Dari berbagai materi yang masuk banyak yang telah melihat relevansi antara sastra budaya dan pengembangan pariwisata di Gorontalo. Konferensi juga menghadirkan 6 pemateri 3 pemateri Nasional dan 3 pemateri dari luar negeri, dengan peserta daring mencapai 400-an peserta,” ujarnya.

Sementara itu Rektor UNG Dr. H. Eduart Wolok, S.T, M.T, saat membuka kegiatan menilai tema yang diangkat pada Konferensi sebagai upaya dengan menjadi media pengembangan, tidak hanya kebudayaan saja namun juga sastra dalam kaitannya dengan pariwisata di kawasan Teluk Tomini.

“Diharapkan ada konsep-konsep terbaru tidak hanya masalah sastra dan budaya yang berkembang dalam konferensi ini, namun juga bagaimana sastra dan budaya dikaitkan bisa mengembangkan pariwisata khususnya di Gorontalo,” harap Rektor. (Adv/wahid)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Komentar