Begini Strategi Walikota Gorontalo Antisipasi Dampak Kemarau Panjang

Kota Gorontalo, (PN) — Dampak kekeringan yang melanda kawasan Gorontalo menjadi bahan perhatian penting Walikota Gorontalo, Marten Taha. Sejumlah strategi pun diterapkannya untuk menekan kerugian yang berpotensi ditimbulkan akibat perubahan musim ini.

“Secara sistematis kami melakukan tiga langkah penting pertama melakukan mitigasi yaitu untuk upaya dalam rangka mengurangi resiko bencana yang terjadi akibat kekeringan, yang kedua penanganan secara langsung baik dilapangan maupun di tempat kejadian dan yang ketiga, gerakan perlindungan sosial karena itu yang penting” tutur Marten.

Strategi-strategi ini disampaikan Marten dihadapan Penjabat Gubernur, Ismail Pakaya dan sejumlah pemimpin daerah se-provinsi gorontalo dalam Rapat Forkopimda tingkat Provinsi Gorontalo, Selasa (12/09/2023) di rudis Gubernur Gorontalo.

Lebih rinci Marten memamparkan langkah-langkah yang telah di terapkannya. “Dalam rangka untuk mitigasi, dilakukan pendirian posko bencana kekeringan di BPBD Kota Gorontalo yang siap setiap saat menerima laporan dari masyarakat apabila terjadi dampak kekeringan. Yang kedua, kesiap siagaan armada tangki air untuk pasokan air bersih apabila ada satu wilayah yang mengalami kekurangan air bersih.
Yang ketiga, lanjut Marten, mensosialisasikan serta mempublikasikan akan adanya potensi-potensi yang bisa terjadi bencana kekeringan, misalnya kebakaran lahan atau kebakaran rumah” papar Marten.

Sebagai tambahan, untuk bencana kebakaran Kota Gorontalo sendiri tercatat kebakaran lahan dan tanah sejak bulan Januari dan pada bulan April sampai saat ini sudah 12 lokasi. Dengan rata-rata kebakaran terjadi di halaman pekarangan baik pekarangan depan maupun belakang serta satu lokasi pertanian. Sementara, kebakaran rumah mencapai 24 kasus, dengan periode terbanyak terjadi di  bulan Juni dan Juli yang merupakan awal musim kemarau.

Marten juga menilai bahwa saat ini bukan hanya kekeringan yang menjadi masalah dimasyarakat, namun juga kondisi berangin yang memberi efek bagi mereka khususnya para warga dikawasan garis pantai. Angin kencang di beberapa kelurahan mengakibatkan pendapatan para nelayan menurun karena sebahagian dariu mereka tidak bisa melaut. Sejumlah bantuan pun digelontorkan Marten untuk membantu masyarakat agar tidak terlalu terbebani dengan krisis yang ada.

“Maka kita melakukan perlindungan sosial baru baru kami melakukan Gerakan Pangan Murah dipesisir pantai yaitu GPM Bersubsidi dimana para masyarakat bisa membeli maksimum 40-50% dari harga pasar, kemudian yang non subsidi yaitu masyarakat bisa membeli harga agen atau distributor sehingga dengan daya beli yang menurun, kerena penghasilan menurun maka mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari” sambung Marten.

Pemerintah Kota pun terus berupaya agar warga masyarakat dapat terus hidup dan tidak terdampak, sebagai perlindungan sejumlah bantuan sosial yang direncanakan dalam APBD maupun APBN. Selain pangan non tunai yang diterapkan di sembilan kecamatan, Marten juga menyalurkan bantuan usaha bersama untuk 70 kelompok yang ada di Kota Gorontalo.

“Masing-masing kelompok 5 orang dengan bantuan 10 juta perkelompok. Yang ke empat penyaluran cadangan pangan dari APBD. Diluar cadangan pangan dari bulog yang hari ini akan kita launching di keluarahan tamalate” imbuh walikota dua periode tersebut.

Sebagai panglima masyarakat, Marten pun berharap penanggulangan bencana kemarau panjang yang telah dilakukannya bersama jajaran pemerintah di Kota Gorontalo akan bisa menolong dan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat terutama mereka yang paling merasakan dampak dari musim kekeringan ini.

Komentar