Ketua BPK RI: Foresight, Metode Untuk Menghadapi Masa Depan

GORONTALO, (PN) — Ramalan masa depan kerap kali mengemuka sebagai sesuatu yang bersifat secara insting atau sekedar mencocokan hal yang serba kebetulan.

“Apakah itu berarti unit organisasi yang menangani perencanaan perlu diberi wawasan oleh cenanyang atau dukun?, Apakah saat ini sudah tersedia metode standar yang handal dan terstandar untuk mendeskripsikan masa depan itu?”, hal ini diungkapkan oleh Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI Dr. Agung Firman Sampurna, S.E., M.A.P., CSFA, saat memberikan orasi ilmiah pada puncak Dies Natalis Universitas Negeri Gorontalo ke 58 pada Jumat (1/10) di Gedung Auditorium UNG.

Menurutnya pertanyaan-pertanyaan kritis tersebut akan ada ketika membahas metode peramalan.

“Metode untuk memahami masa depan sudah exis dan menjadi bagian dari literasi Management Strategic bahkan menjadi peran tertinggi dari Supreme Audit Institution seperti BPK RI. Pendekatan ini disebut sebagai Foresight”.

Ia menjelaskan, Foresight sebagai pendekatan untuk memahami kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

“Strategic Foresight tidak dimaksudkan untuk menawarkan jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Foresight memahami masa depan sebagai semacam gejala yang muncul dan hanya terlihat sebagian di masa kini, dan bukan takdir yang telah ditentukan sebelumnya yang dapat sepenuhnya diketahui”.

Agung mengatakan, tujuan Foresight adalah memperluas dan merangkai ulang berbagai perkembangan yang masuk akal, yang perlu dipertimbangkan.

“Dengan mempelajari Foresight kita dapat menganalisis, memahami, mengantisipasi, dan mengelola permasalahan yang akan timbul di masa yang akan datang”.

Ungkapan yang dapat menggambarkan kemanfaatan Foresight adalah dengan mempelajari satu, kita dapat memahami banyak hal.

“Selaras dengan VUCA sebagai tantangan masa depan, dalam konteks tata kelola, Foresight menyediakan metodologi terstruktur yang rigid untuk membantu organisasi dalam mengelola kondisi VUCA melalui perangkat yang dapat lebih memahami masa depan yang mungkin, masuk akal, dan memungkinkan serta untuk memperkuat kapasitas tata kelola agar tangguh untuk menghadapi dunia yang terus berubah”, ujarnya.(**)

Komentar