Layanan Digital Non Tunai di Bone Bolango Kian Bervariasi

BONEBOL, (PN) — Layanan digital non tunai di Bone Bolango kian bervariasi. Hari ini, Rabu (24/3/2021) Bank Indonesia bersama Pemda Bone Bolango meluncurkan gerakan 1000 QRIS UMKM, QRIS di pasar tradisional Tapa, Qris di lingkungan Pemda dan QRIS untuk seluruh pajak distribusi di Kabupaten Bone Bolango.

Hadirnya Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), tidak perlu membawa uang tunai belanja di pasar pasar, beli produk UMKM, bayar PBB dan retribusi. Bahkan bersedekah di masjid, cukup dengan QRIS, alat pembayaran non tunai yang ada di HP kita.

“Hari ini saya meresmikan layanan digital non tunai bekerja sama dengan Bank Indonesia.  Pake Qris jo neh,”ujar Bupati Hamim berpromosi soal QRIS di akun sosial medianya.

Hadir dalam kegiatan yang berlangsung di Gedung Bank Indonesia, Kepala BI Perwakilan Gorontalo Budi Widihartanto, Dandim 1304 Gorontalo Letkol Czi Donny Ardiwidha, M.Han, Kajari Bone Bolango Danial Martua Hutagalung, Wakapolres Bone Bolango Kompol Abdurachman, Sekretaris Daerah Ishak Ntoma, Plt Asisten II Jusni BolilioBolilio dan Direktur PDAM Yusar Laiya.

Disampaikan Bupati QRIS berpeluang menambah pundi-pundi pendatapan daerah. Dengan banyaknya obyek-obyek wisata yang luar biasa di Bone Bolango kalau ini menggunakan uang digital atau QRIS betapa banyak yang bisa kita dapatkan, baik oleh masyarakat, pelaku usaha, dan tentu pemerintah itu sendiri.
Karena itu bagi kami di Bone Bolango, soal digitalisasi ini menjadi culture kami, menjadi etos dan budaya kerja Pemkab Bone Bolango.

”Kami sudah memulai sejak tahun 2016, dimana semua transaksi, pembayaran gaji aparatur serba non tunai,”kata Hamim Pou.

Lalu tahun berikutnya, lanjut Hamim, dana desa semua bahkan di desa di tengah-tengah hutan itu juga sudah non tunai semuanya. Karena itu visi misi kami di pemerintahan yang baru ini salah satu point dari 5 visi misi itu adalah memastikan Bone Bolango adalah Bonebol Digital.

”Seluruh layanan pemerintahan berbasis digital,”papar Hamim.
Kenapa itu menjadi sebuah sikap? Karena fakta hari ini, tidak ada yang pantang IT. Lalu kedua, bagian dari renungan, kami pasti kekurangan di Bone Bolango, PAD-nya terbatas, tidak banyak yang bisa dikelola.

Karena itu lewat digitalisasi ini akan banyak yang bisa kita kumpulkan. Ada pepatah sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit.”Ini yang harus kita lakukan. Salah satu kita upayakan lewat digitalisasi seluruh layanan ini,”pungkas  Hamim. (Adv/IH)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Komentar